06 January 2011

sedikit observasi di sebuah tempat perbelanjaan

Berakhir kok, semua sudah berakhir. Tulisan galaunya udahan. Hehehee, maaf ya itu uber galau sih setelah dilihat-lihat. Maaf ya. Saya akan berhenti menulis tentang 'orang itu' nanti dia GR terus berasa jadi orang paling penting di dunia lagi nyahaha.

Oke, jadi hari ini saya akan menulis sesuatu yang bukan curhatan, tapi cara pandang.

Hari ini saya dengan labilnya mengusir stress jalan-jalan ke sebuah pusat perbalanjaan atau yang bisa disebut dengan Mall di kota Bandung. Sendirian. What a life yah. Saya kalau jalan-jalan sendirian gini, bawaannya mengamati orang-orang yang datang. Ini hasil pengamatan saya.

Pertama saya datang, saya membeli tiket untuk menonton film. Love in Perth. Gokil ya nonton sendirian (but it fun, you have to try it sometimes). Saya mengantri, seperti biasa di depan loket. Saat tiba giliran saya membeli tiket, ada seorang bapak yang menyelak antrian dan langsung berdiri di belakang saya (diantara antrian dan orang yg sedang membeli ada ruang kosong gitu). Orang yang mengantri di belakang saya menunjukan muka kesal, namun sepertinya malas berargumen dengan si bapak ini. Setelah saya selesai bapak itu langsung maju dan meminta tiket yang dia inginkan pada mbak yang jual tiket. Terjadi sedikit perdebatan.

Mbak Penjual : Maaf pak, bapak menyelak antrian, silakan antri dari belakang
Bapak : Mbak, dua tiket untuk film tron
Mbak Penjual : Maaf pak silakan mengantri
Bapak : Dua tiket mbak

Mbak penjual tiket melirik orang yang mengantri di belakang dan akhirnya memberikan tiket kepada bapak itu. Melihat kejadian ini saya miris. Si mbak penjual tiket sudah menjalankan tugasnya dengan baik dan mencoba tegas, namun apa daya kan?

Ada 3 hal yang mendapat perhatian dari saya pada kejadian ini. Pertama, si bapak ini tidak tertib, tidak teratur, egois, dan keras kepala. Yang seperti ini HARUS dihapuskan demi bangsa yang lebih baik. Kedua, orang yang mengatri hanya diam dan tidak protes. Seperti pada pelajaran PoB yang sudah saya dapatkan semester 4 lalu, sikap negatif yang diberi respon positif akan membuat si pelaku keenakan dan cenderung tetap melakukan hal itu. Yang terakhir, saat kejadian ini berlangsung, aparat keamanan alias satpam yang ada disana pura-pura tidak lihat, iya PURA-PURA.

Setelah membeli tiket, saya beralih ke sebuah cafe yang menyediakan kopi dan makanan ringan untuk teman membaca buku setelah sebelumnya saya membeli majalah di ITB depan. Disana saya melihat ada seorang pria yang duduk sambil menikmati rokoknya dan membaca koran. Tidak lama kemudian datang seorang wanita yang berjalan dengan genit dengan dandanan full dan baju yg super ketat sehingga saat dia berjalan baju itu terangkat dan mempelihatkan beberapa bagian tubuh yang ngga enak dilihat menghampiri pria itu. Hem, gaya pakaian yang cukup menggangu. Setelah saya memesan segelas kopi dan roti, saya duduk di sofa yang sangat nyaman dan mengeluarkan majalah saya. Ternyata ada seorang wanita seumuran saya yang sedang duduk dan menyeruput kopinya di meja sebelah saya. Hem, orang ini sama dengan saya, sedang mencari kedamaian, pikir saya. Tidak lama, wanita ini mengubah posisi duduknya dengan posisi paling tidak sopan yang pernah saya lihat.

Film saya sudah akan dimulai, saya masuk ke studio dan bertemu seorang teman secara tidak sengaja. Hehehee, jadi malu ke gep nonton sendirian. Lanjut, saya duduk di kursi saya. Disamping kanan saya terdaat dua orang wanita yang sedang mengobrol seru, sangat seru. Ah kalau film sudah mulai juga da akan diam, pikir saya. Saat lampu bioskop dimatikan, dua wanita itu memang sempat terdiam, sebelum akhirnya mulai lagi. Ini yang saya dengar sepanjang film dan ini dengan suara yang lumayan kencang. wow derby ganteng banget, ah so sweet mau banget jadi gita, eh buset lo beruntung banget sih jadi cewek, eh ******* gue pangeeeeeen, sumpah melting nih melting, auh romantisnya, PETRA itu PETRA oh my GOD. Itu yang saya dengar. Kenapa sih mereka tidak bisa diam? Sikap mereka itu sangat menggangu orang-orang disekeliling. Saat lagi romantis-romantis unyu parah, mereka merusak moment. Oh thanks abis.

Mungkin itu yang saya dapat hari ini. Manusia di Indonesia ini memang masih banyak yang harus di tertibkan kalau kata saya. Coba mulai dari diri sendiri, coba untuk tertib dan menghargai orang lain.

Love,
Faleno

No comments: