14 July 2017

Lesson to be Learn

Perjalanan hidup saya 26 tahun ini bisa dibilang lebih seru dan menegangkan dibandingkan rolle coaster manapun di penjuru bumi ini. Untuk saya, tidak pernah ada yang mulus dalam hidup saya, saya tidak tahu tentang orang lain. Sebab yang saya lihat dan yang saya tahu mengenai hidup orang lain, belum tentu itu yang sebenarnya dirasakan oleh orang tersebut. Iya gak?

Saya kerap mendengar perkataan seperti ini..

“Kalau Falen mah enak..”
“Falen mah gak pernah susah”
“Lo kan kaya”
“Falen mah pinter, apa sih yang dia gak bisa?”

Ini adalah kata-kata yang paling saya benci. Seolah-olah saya mendapatkan semua ini dengan gampangnya. Terlebih banyak yang menilai saya bisa mendapatkan apa yang saya punya karena factor luar. Bukan factor biasa.

Sebetulnya kan gampang saja. Mau bisa ya usaha. Mau pintar ya belajar. Mau kaya ya bekerja dan menabung. Gampang kan? Tapi proses yang dialami semua orang kan belum tentu sama. Apa yang orang lain lihat dan apa yang sesungguhnya kita lakukan pun belum tentu sama kan?

Saat saya kecil, saya rasa orang tua saya mendidik saya dengan baik dan yang terbaik sehingga saya bisa menjadi manusia seperti saya sekarang ini. Orang tua saya tidak pernah membanding-bandingkan saya dengan anak lain walaupun saya tidak pernah ranking. Pernah sih, tapi hanya sesekali. Saya tahu ada banyak teman saya yang diiming-imingi hadiah apa bila berhasil mendapatkan ranking. Ada pula yang tidak berani pulang karena tidak dapat ranking dan akan kena marah oleh orang tuanya. Namun orang tua saya tidak demikian. Kadang sempat terucap oleh saya, “Mah, enak deh si A kalau masuk 10 besar dikasih uang 100ribu (jaman saya SD ini banyak sekali) sama papa mama nya,” dan mama saya selalu dengan santai menjawab, “kamu kan anak mama, kalau mau kayak gitu, kamu jadi anak orang tuanya dia aja,” hahahahaha. I know my mom is so cool to begin with.

This kind of reward and punishment tidak pernah ada dalam kamus saya. Orang tua saya selalu menegaskan bahwa pendidikan itu penting, jadi pintar itu penting, untuk diri saya sendiri. Jadi belajarlah, berusahalah, untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain atau karena hal lain. Kalau saya belajra giat dan jadi pintar lalu masuk ranking toh saya yang senang karena dipuji orang, saya yang senang kalau ulangan bisa jawab dengan mudah, sebaliknya, kalau nilai saya merah atau tidak naik kelas toh saya yang malu. Ini yang selalu ditanamkan oleh orang tua saya.

Terlebih lagi dengan materi. Orang tua saya adalah yang menganut kepercayaan tidak mau membelikan anak mainan. Buku, oke. Buku segala buku, mau novel, komik, ensiklopedia, kamus, buku gambar, majalah, Koran, tabloid, apapun, sampai rumah saya penuh buku dan bau kertas. Akhirnya menjadi kebiasaan, sampai sekarang saya selalu beli kertas dan disindir sama mama, “Kamu tuh makannya kertas yah?” yeaaaa…

Terus saya gak punya mainan gitu? Ooooh jelas punya. Semenjak kecil, semenjak saya punya uang jajan, saya sudah diajari menabung. Dan apapun yang saya beli dengan uang tabungan saya, mama papa tidak pernah melarang. Jadi dengan tabungan iniah saya beli mainan dan lain-lain. Bahkan adik saya sampe berjualan kecil-kecilan demi bisa membeli mainan yang diinginkan.

Semua yang ditanamkan orang tua saya inilah yang membuat saya menjadi saya yang sekarang ini.
Bisa dibilang saya sudah bekerja keras dari kecil, dari saat (mungkin) kalian yang semuanya di provide sama orang tua kalian. Saya kecil berada di keluarga yang serba pas-pasan. Mobil aja ada asal bisa menggelinding rodanya. Makan fast food cuma bisa sebulan sekali. Uang jajan ngepas cuma buat makan siang, pun saya masih harus menabung dari uang itu, jadi mungkin kalian Cuma tahu dan liat disaat enaknya aja. Saat saya sudah bisa memenuhi kebutuhan diri sendiri, saat saya sudah pintar, saat saya sudah sanggup, tapi kalian ga pernah tau prosesnya.

Jadi tolong, bila kalian melihat seseorang, jangan lihat saat enaknya saja, mungkin dibalik itu semua orang tersebut sebetulnya pernah menderita dan berjuang untuk bisa keluar dari penderitaannya.

Ga ada orang sukses yang mendapatkan kesuksesannya begitu saja guys.

Ngga saya ga bilang saya udah sukses, jauh sangat jauh dari itu!

But I am trying to be one. Wish me luck :*

29 June 2016

Do what you love (?)

Being adult. Be an adult.

Easy to say, hard to do. I guess.

Setelah kembali ke tanah air Oktober 2015, akhirnya bulan Maret 2016 lalu saya mendapat surat cinta dari sebuah perusahaan consultant kecil di ibukota. Senang bukan main. Akhirnya dapat pekerjaan yang get an easy yes from my Dad. Falen sebetulnya sudah diterima di sebuah stasiun TV berita dengan jabatan asisten director tapi, lalu, ditentang oleh semua orang. Keluarga. Alasannya sepele, karena industri itu tidak akan membuat saya menjadi orang besar. Tapi apa saya mau jadi orang besar? Kenyataannya, nampaknya mereka yang lebih ingin saya jadi orang besar. Lalu datang alasan lain. Jam kerja. Jabatan yang saya dapatkan ini kebetulan memiliki jam kerja yang bisa dibilang terbalik dari jam kerja manusia pada umumnya. Program yang saya dapatkan tayang subuh, sehingga sekitar pukul 2 pagi saya diharapkan sudah ada di studio. Memang agak riskan untuk anak wanita, tapi, saya pribadi sih ya kenapa nggak? Pun pekerjaan ini hanya 5 hari dalam seminggu seperti kantoran pada umumnya. Namun saya mendapat libur mungkin tidak di weekend. Ini pun menjadi isu untuk orang di sekitar saya. Jadi yang mau kerja ini saya atau siapa?

Akhirnya perjalanan menjadi seorang consultant saya jalani, dan, saya resign dalam 2 bulan. Alasan seribu alasan. Dimulai dari kantor yang masih baru sehingga banyak miss management. Pekerjaan yang sangat membuat stress. Tidak adanya guideline. And so on. Manja memang terlihat manja. Saya bisa dibilang kaget dan shock dengan semua yang saya temui di kantor ini. Dari politiknya, dari cara kerjanya, dari betapa saya tahunya bahwa apa yang saya kerjakan ini 'salah' tapi semua dianggap wajar. Sampai akhirnya banyak hal yang bertentangan dengan value diri saya sendiri, dengan prinsip hidup saya, dan saya putuskan untuk resign.

Namun setelah saya pikir lagi, mungkin terlepas dari external factor diatas, mungkin ada internal factor juga yang bermain disini. Orang biasa menyebutnya passion. Ah passion mah bullshit. Passion gak ngasih lo duit. Passion lo basi. Ini kalimat yang sering saya dengar dari orang sekitar. Muluk. Idealis. Egois. Bahkan kata manja, sering saya dengar dari semua orang.

Iya, saya bisa saja tahanin diri saya di kantor selama satu tahun hanya untuk 'spec' supaya saya bisa pindah ke kantor lain yang much better, tapi apa saya tahan gak bisa tidur selama setahun? Saya tahan melakukan apa yang sebenernya saya anggap salah? Saya tahan melakukan apa yang saya nggak suka?

Bagaimana kalau saya tidak mau punya 'spec' yang hanya pura-pura? Ngapain sih punya spec tapi sebenernya itu bukan diri kita sendiri? Ngapain? Kenapa disini penuh dengan kepura-puraan? Dengan kepalsuan? Saat saya bisa tegas mengatakan sesuatu yang menurut saya benar, apa yang saya suka, dan mengapa saya tidak suka akan sesuatu, mengapa menjadi saya yang salah?

Do what you love? Bullshit. 

Semua bilang, kalau cari kerja yang sesuai dengan kebidangan mu, yang kamu suka jadi jalaninnya enak. Ketika saya dapat yang saya suka, lalu kenapa semua orang melarang? Hanya karena apa yang saya suka itu bukan sesuatu yang semua orang suka? Hanya karena ini asing? minoritas? tidak biasa? uangnya gak lancar? Kenapa?

Sampai saya pada kesimpulan.

Oh. Ya begini ini hidup di Indonesia. Atau mungkin di bumi. Lakukan apa yang semua orang lakukan. Karena saat kita berbeda, kita itu salah, bukan unik.

Lucu.

Semua orang itu tidak sama. Apa anak yang lemah di pendidikan formal namun ternyata genius di bidang musik itu berarti dia bodoh?

01 March 2016

Fenomena Diet Mayo

Mungkin untuk orang Indonesia seumuran saya, satu hal ini sudah mulai menjadi mimik. Fenomena undangan nikahan. Yang biasanya kita dapat undangan dari kolega orang tua (orang tua yang diundang, kita ikut makan gratisnya aja) menjadi fenomena undangan dengan nama kita sebagai orang yang diundang. Kadang ada undangan yang bunyinya..

XXXX dan pasangan

Sakit lumayan buat yang jomblo berkepanjangan seperti saya hehe.

Saya sendiri sedang mengalami ini. Semenjak saya pulang ke tanah air, hampir setiap minggu saya menghadiri nikahan teman. Entah teman SMP, SMA, teman kuliah, teman waktu di Korea, teman ini itu anu, pokoknya teman seumuran.

Fenomena ini sebenarnya juga memunculkan banyak fenomena lain, diantaranya fenomena, diet. Kenapa? Setiap orang (termasuk saya) jadi lebih aware akan penampilannya disetiap undangan. Gimana caranya kelihatan bagus saat memakai kain atau kebaya. Kalau pestanya international, bagaimana cara terlihat bagus memakai gaun, iya ini menjadi perhatian kebanyakan pemuda saat ini. Ditambah lagi adanya kultur baru, bridesmaid. Ini dia.. INI! Hahahaha. Gimana caranya gak kalah cakep cantik ayu jelita dari bridesmaid yang lain dan kelihatan oke di foto, nah ini.

Salah satu fenomena diet yang ingin saya angkat pada postingan ini adalah diet mayo. Diet yang banyak ditawarkan di sosial media. Diet yang sepintas hasilnya terlihat instant. Diet yang gak perlu repot karena makanannya diantar dan disediakan langsung ke rumah atau kantor anda.


 Dua menu paling fulling selama program

Jadi sebenarnya, apa sih diet mayo ini? Dari beberapa website yang saya baca, sebenarnya diet mayo ini semacam detox untuk tubuh kita dari nasi dan garam selama 13 hari. Jadi karena kita tidak mengkonsumsi garam, harapannya saat kita kembali makan normal, berat badan yang sudah hilang itu tidak kembali lagi. Diet mayo ini juga tidak boleh dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Karena bagaimanapun, tubuh kita tetap membutuhkan asupan garam dan nasi. Ada yang bilang diet ini hanya boleh dilakukan 2 bulan sekali (diseling) ada juga yang bilang kalau baiknya hanya dilakukan setahun sekali. Saya kurang tahu mana yang benar. Sejujurnya saya sering dengar istilah diet garam seperti ini dari teman-teman Korea saya. Namun saya sempat merasa kok ini sepertinya terlalu ekstrim. Maka dari itu saya sempat ragu untuk mencoba sampai akhirnya diyakinkan oleh mama. Toh nggak ada salahnya dicoba.

Lalu saya akhirnya benar-benar mencoba hahaha. Dan hasilnya? Berhasil. Saya turun sekitar 6kg dalam waktu 13 hari. Tapi itu jujur tidak gampang. Namun bagi saya, yang penting berubah dulu. Pola makan saya berubah, total. Dari yang minum kopi setiap hari, ke gak minum kopi sama sekali. Dari yang ga bisa minum air mineral kalo gak dingin, ke minum air anyep 4 botol yang 600ml setiap hari. Dari yang makan nasi, ke gak makan sama sekali. Dan seterusnya. Susah? Pasti. Tapi entah mengapa, mungkin karena ini bayar dan gak murah, saya jadi termotivasi.

Saya cheating udah kayak apaan tau. Dari hari pertama bahkan. Mama dan Papa super gak tega saat ngeliat makanan hari pertama. Saya sampai disidang "Kamu kalo lemes, pusing, langsung makan yah," dan pada akhirnya Mama selalu memberikan menu tambahan untuk saya. Setiap hari. Karena jujur, lemes. Alhamdulillah saya punya Mama yang sangat supportif yang dengan baiknya memberikan menu no salt tambahan setiap hari. Thank you Mom.

Mungkin efeknya akan berbeda ke setiap orang. Jujur, ini pasti perut saya kaget banget. Saat porsi yang masuk kadang cuma seperempat dari porsi yang biasa saya makan (sayang yang ada fotonya yang porsinya banyak aja). Saya semenjak balik dari Korea, makan itu sangat membabi buta. Saya yakin paling nggak saya sudah naik 5kg semenjak Oktober 2015. Jadi tiba-tiba makan sesedikit ini, pasti perutnya kaget.

Tapi akhirnya sekarang saya jadi terbiasa tidak makan nasi (sudah 3 minggu) dan tidak minum air dingin. Semoga ini membawa perubahan yang baik buat saya. Bukan supaya kurus. Tapi supaya sehat hehehe.

15 February 2016

Should i regret this?

Its been a while, isn't it?
Semenjak pulang dari Korea saya lumayan sibuk cari tiket untuk balik ke Korea. Eh?! Ngga deng, sibuk cari kerja. Gak cuma cari kerja, saya juga sibuk mencari apa yang sebenarnya ingin saya lakukan saat ini. Karena jujur, blank.

Cuaca hari ini lumayan ekstrim. Jakarta (dan Bekasi!) diguyur hujan lebat yang disertai angin kencang serta guntur (halilintar? gledek?). Banyak jalan banjir, kamar saya pun banjir (kebocoran), dan ini Valentine lol. Untung gak ikutan baper dan banjir air mata. Padahal siangnya sempet menghadiri pernikahan Erlandy dulu sama Nifa, baru abis itu main jalan ngobrol karaoke. Ntah gimana, pas sampe di rumah malah segalau ini, segamang ini, sama pilihan hidup.

Pardon my broken korean ^-^
I wrote this in the airplane with tears in my eyes, so yeah..

Kata orang penyesalan selalu datang belakangan. Untuk yang satu ini, saya bahkan nggak tau, apakah saya menyesal atau ini hanya pikiran sesaat karena sejujurnya saya belum ada aktivitas yang rutin dan memerlukan konsentrasi tinggi, atau memang saya sungguh menyesali keputusan ini. Keputusan untuk pulang ke tanah air, Indonesia.

Sebetulnya kenapa terbersit pikiran seperti ini? Satu yang saya sadari, saya kecewa. Kecewa dengan realita yang ada di Indonesia tercinta ini. Ketika 2 tahun tinggal di Korea dan terbiasa dengan budaya bergerak cepat, budaya tertib, budaya disiplin, budaya tepat waktu, budaya self service, lalu kembali ke tanah air yang semua terbalik, bahkan sampai sekarang saya masih tidak terbiasa dengan semuanya. Mulai muncul pikiran, do i belong here? Saya juga jujur, sampai sekarang masih membandingkan semua yang saya dapat dan alami disini, dengan apa yang saya dapat dan alami di Korea. 

"Kalo di Korea mah.."

"Waktu gue di Korea sih.."

"Kalo misalnya di Seoul yah.."

Masih sering keluar dari mulut saya. Masih.

Lalu balada mencari kerja di Indonesia pun.. hah.. Saya merasa kita, para pencari kerja di Indonesia, biar kata lulusan S100 (lebay) tetap akan dianggap sampah. Sampah yang berpendidikan. Oleh perusahaan, or at least 'some' of the interviewer. Nggak semua, nggak kok, banyak pengalaman yang oke juga, tapi yang nggak oke jauh lebih banyak. Disuruh dateng jam sekian, baru mulai interview 5 jam kemudian? Pernah. Padahal kandidat cuma 2 orang. Pernah ditelpon pas adzan magrib (bener-bener pas adzan, saya lagi pake mukena) dan langsung ditodong interview ditelpon saat itu juga? Pernah. Pernah diragukan ijasah S1 saya? PERNAH! Pernah direndahin karena penampilan? Jelas pernah. Dengan ini semua saya jadi gak heran, gak heran kalau para lulusan luar negeri, anak muda berprestasi, berpendidikan tinggi, lebih memilih tinggal dan bekerja di luar negeri. Saya juga jadi maklum kalau mereka pindah kewarganegaraan.

Jangan ngomongin gaji deh. Saya kasih tau, gaji fresh graduate di Indonesia itu, at least, 10x lebih rendah dari di Korea. Iya saya juga bingung kenapa saya memilih pulang ke Indonesia. 

Jujur, saya suka baper kalau liat posting teman-teman yang memilih untuk melanjutkan hidup di Korea, kerja, dan bahkan berkeluarga disana. Masih. Baper. Banget. Saya tau bekerja di Korea tidak mudah, keras. Tapi apa bedanya dengan di Jakarta?

Saya tau, driving force saya untuk pulang adalah keluarga. Mama. Papa. Adek. Dan semua keluarga besar serta keberadaan sahabat-sahabat saya. Serta Agama. Yang saya sangat sulit jalani dengan baik dan benar disana (disini aja masih begini bentukannya). Tapi setelah saya jalani, untuk everyday life, tinggal di Korea atau mungkin somewhere diluar sana is much better than here. No place feels like home, but sadly my home is not comfortable enough for me. Rather than here, i might say that Korea is my comfort zone. 

Jadi, harus saya sesali keputusan saya untuk pulang ke Indonesia?

Saya juga, jujur, tidak tau. Sebagian dari diri saya merasa ini keputusan yang tepat, tapi sebagian lagi mengatakan sebaliknya.

17 June 2015

Infinite Song I am Addicted to

Hello!
First of all, Marhaban ya Ramadhan. Welcome Ramadhan. I will practicing Shaum start from tomorrow. Please forgive all my mistakes and i hope you will have a good, great, Ramadhan.

My last Spring semester is finally end. Well, i am still on my final week but i just finish my last paper for this semester, so this is the end of my Spring semester yuhuuuu~
Mulai hari ini gue akan post tentang lagu, mungkin 10 atau lebih lagu dari idol group favorit gue. Lagu-lagu ini adalah lagu yang lo bakalan temui kalau pergi ke karaoke sama gue, atau naik mobil sama gue, atau sekedar mendengar gue humming atau nyanyi ga jelas secara random.

Dan di post pertama ini, tentu bias group yang paling lama yang pernah gue punya, gak labil, stay dari awal suka sampe sekarang, dari 2012 sampe ga tau kapan, Infinite. Woollim somehow gak pernah ngasih lagu jelek ke Infinite, bukan, bukannya gue bias, tapi gue kalo penyanyinya gue suka tapi lagunya meeeh, gue akan bilang gue ga suka. Contohnya? BigBang Bae Bae dan Bang Bang Bang, EXO Call me baby, dan lain-lain. Gue ga ngefans banget sama mereka, ga juga benci, cuma lagunya bukan style gue.

Back to Infinite. Mungkin beberapa lagu lo bakalan ga pernah denger kalo lo bukan Inspirit, karena ini lagu yg somehow didalem album dan bukan tittle song. Beberapa juga gue baru denger pas konser karena lagunya ga masuk ke playlist iPod, tapi ternyata oke. Ini juga ada beberapa lagu solo dan unit mereka yang akan gue masukin kesini. So here come the list.

In no particular order ofc!

Not a fans of KPOP Japanese song, but Dilemma is something! This genre is my fave tho..

Those strong electric guitar, beat, dance, their vocal, everything is just kill it! I watched the Korean version of Dilemma during their fanmeeting, but no, the Japanese version is so much better. But the dance, the dance, yeah Infinite dance, the dance is super B!

Sometimes i find it a bit strange, the song that Woohyun write hahaha, but 함께 (Together) is my go to song! 

Once again, i listen to this song live for the first time during fanmeeting. Somehow Woohyun sang this song while crying and smiling at the same times. The others smile proudly to the audience and i wonder why. After i really listen to the lyrics...... its beautiful, the lyrics is beautiful. The melody match well with the lyrics. And its easy to be remember. Watch out, i sing this song a lot everywhere nowadays hahahaha.

Another song that i jamming a lot, even cover, record it in my iPod hahaha no shame len no shame is With..

I hope its okay to put it here, if its not, just let me know, i'll delete it, since this is not the official video. They don't have the official MV for this sad slow ballad song. I always love how Woollim never really need to put some random rap part because their rapper is a super good singer. I love Hoya (uhuk bias uhuk) voice in this song.

Next song, maybe not a lot of people know about this song as well is 날개 (Wings) 

This video was taken during Summer Concert 2012. This is not a well known popular song of Infinite, oh and this video is the acoustic version. This song is so good live rather than in the audio.

I believe they promote this song during the first week of Back promotion, right? Diamond
The other lovely song during their Destiny promotion but without a MV is 엄마 (Mother)

This is just me or its normal to always fall for the side song? Hahahaha. Lets get into some mainstream song of Infinite shall we?
The one that i really really love and will always forever sing this song is dorawajo i want you Back Back Back Back Baaaaaack~

Song, dance, MV, everything is so damn good! No rap part, so what? They give Hoya and Dongwoo a lot of part still hahahaha. Even more than Sungyeol and Sungjong part, somehow i feel bad for them. The ending of this MV is remain unknow, you'd better give us the ending on the next comeback Woollim!
In the end of Last Romeo promotion period, Woollim release the follow up song which i also love the most but its such a hard song to be sing is 소나기 (Shower)

Again, this is not a title song of the album, so.. no MV. The vocal synchronization between Hoya and Sunggyu in the middle of rap part is everything. Make a sub-unit will you??

The problematic full of controversy song which i love the most is 불편한 진실 (Inconvenience Truth). I don't know why people being very angry about this song. If you read the lyrics, yes its about a woman showing off some skin, and how man love it, but hey, in the chorus part they actually tell woman not to do it because its dangerous. Yes the MV it self is a lil bit eeem funny? Hahahaha. No MV for this song, they only showed it during concert. And the stage for this song is so fun and fresh.

And this one song is DA BOMB! Tic Toc

Again, no MV. Tapi masih haruskah gue jelaskan ke kalian kenapa gue suka lagu ini?? Just play the video and listen to it. Explain everything!

Lets get some sub-unit and solo shall we?
I currently can't stop listening to Sunggyu new songs. Both of it. The whole album even. But if i have to pick my fave, it will be Kontrol and Daydream.

Since he has no MV for Daydream, so Kontrol for you! Hahahahaha. I actually cry when the album preview of this album comes out and he actually working with Tablo for this album! TABLO! Sorry, but i watched their very first reality show, which Tablo was still their mentor, it breaks me.

Meanwhile for Infinite H.. I love all of their song! Like really like it a lot! If i need to choose my favorite it will be 니가 없을 때 (Without u), Alone, 예뻐 (Pretty), and 바빠서 Sorry.

There is no reason not to like Infinite H. I know so many people, even man, that actually doesn't like Infinite but they are Infinite H fans. Even my male Korean and Indonesian friends. They genre and vocal are strong and good, they are best two dancer of Infinite as well. They can actually do good, with only two of them. They are a good singer, rapper, and dancer. And visually, good (??).

This is the end of my list. I can go and write for more than 30 if i keep going or i will just end up put all of Infinite song here hahahaha. But seriously, these songs are always stay in my playlist. Jamming to it. 

What i actually love the most about Infinite is.. mereka selalu nyanyi live dimanapun kapanpun. Music Show, showcase, festival, fanmeeting, konser, dimanapun. They are actually singer, not just like a visual idol. They are well known to have a great vocal ability and a great solitary dancer. Even among non inspirit, also well known as a very polite and humble idol. Uuuuuw me proud of you guys hahahaha.

So, whats your fave song? If you never know them, eeem maybe you can take some times and click one of the vids. 

See you in another post.
Cyaaaao~

26 April 2015

Perk of being Me in Korea

Hello!!

Its been a super long time. Sorry. Asalnya mau ngepost banyak, eh semua nyangkut di draft. Harap dimaafkan yah. Keadaan sekarang ini, gue lagi super excited, karena in less than 5 months, i am gonna go home, for good. Bye Korea hehe. Tapi sebelum balik, masih harus menyelesaikan semester terakhir ini. Insyaallah hasilnya baik dan bisa lulus Agustus ini. Mohon doanya.

Dikarenakan sudah ada rencana untuk back for good inilah, gue mulai dengan semena-mena pengen beli ini itu. Segala mau ngelengkapin CD Infinite (maafin yah, saya fangirl :p), pengen beli baju-baju aneh yang kayaknya ga ada di Indo (sekalian disuruh beli baju lebaran sama mami), make up yang beberapa lebih murah, tas, sepatu, pengen nonton konser sampe puas, makan ini itu, dan lain sebagainya. Tapi duitnya ga memungkinkan, kesian haha. Lalu karena banyak mau inilah, gue menyadari, ada banyak hal yang gue ga bisa dapetin disini hanya karena gue orang Asia Tenggara dengan darah Belanda. Kenapa Asia Tenggara dan darah Belanda mempengaruhi ini semua? Okay, akan gue jelaskan melalui beberapa yang gue ga bisa dapet dengan bebas disini.

Its hard to find a clothes and shoes
Okay, gue mengakui, ini mungkin hanya gue. Karena gue overweight (i am not shame of this tho, its the truth, so chill!) dan gue juga lagi diet ala ala tapi berat badan ya gini-gini aja, eh jadi curhat hahaha. Jadi bentukan gue itu seperti ini..


Selama 22 tahun gue tinggal di Indonesia, gue ga pernah menemukan kesulitan untuk beli pakaian. Oh iya in addition, selain gue emang gemuk, karena ada gen Belanda yang ngalir kentel di darah gue, postur badan gue pun, western. Bahu bidang, dada (ehem) ada, pantat (lagi-lagi) ada, but its okay, di Indonesia, mereka provide baju untuk orang seperti gue. Meanwhile disini..

Gue ga mau menyalahkan atau ngejudge culture yang ada di Korea ini. So no offense. Gue hanya akan membicarakan fakta apa yang gue tau dan gue liat. As we know, Korea is one of the most homogenous country in the world. Mereka hanya punya satu ras dan satu bahasa. Itu kenapa mereka terlihat sama. Orang Korea, memang postur badannya kecil dan disini ada pandangan (correct me if i am wrong) kalau orang yg overweight itu jelek dan berarti dia ga bisa jaga dirinya. Well, yeah. Jadi bisa dibilang being overweight here is kinda wrong and socially unaccepted. Dan kalau kalian tau ukuran overweight di Korea itu, well kalau di Indonesia untuk berat badan segitu itu normal, di Korea, kalian overweight.

So, karena menurut mereka punya badan 'besar' itu salah, jadi mereka ga provide banyak barang dan kebutuhan untuk orang dengan postur badan seperti gue. As for example, HnM dan toko-toko franchise lainnya pun, mereka ga order ukuran besar. Jadi ukuran yg kalian bisa temui di Eropa dan Indonesia dan Amerika, disini mostly ga sampe segitu ukurannya. Begitu juga dengan sepatu, dengan lucunya di HnM dan Forever21 sini ukuran cuma sampe 39-40, baru-baru ini aja kayaknya di HnM masuk nomor 41, tapi itu juga ga banyak dan cepet habis.

Buat contoh lagi, jadi tadi gue abis nyari baju summer sama temen gue ke Hongdae, dan kita mampir ke local shop. Gue memang bisa pake kaos-kaos free sizenya Korea, but not with the dress dengan bahan bukan kaos. Jadi ini dress baik, semua pas, tapi bagian dada, kayak mau meledak. Kaboom!

Korea is the home of cheap but high quality make up brand, but not for me
I am pretty much okay, until i find out that i can't find the right color for my foundation. Its either too white or become grey when i use Korean product. So does the powder. Disclaimer, i am not trying to make Korean make up brand looks bad, they aren't, i am using it tho, but its only because no Korean have a dark skin color like me. Oke, gue ga gelap-gelap amat kulitnya. Coklat, sawo matang. Bahkan untuk ukuran orang Indonesia gue sangat normal, gak gelap, gak juga terang. And i freaking love my skin color! Gak pernah pengen punya kulit lebih putih dari ini.
Gue akhirnya usaha beli western make up brand, but....
They didn't provide my skin color either. Same reasons with the clothes one, they didn't order it. MAC provide it, and some other expensive make up brand like channel and stilla, but only in the department store. Gue udah kepikiran mau beli MAC tapi berhubung itu mahal, gue mau dapet yg bener-bener warna kulit gue, masalahnya adalah, gue ga bisa komunikasi banyak sama mbaknya. Nyerah.

Its hard to find an affordable bag
The struggle is real guys its real!!!!! Ini kegalauan gue dan teman-teman gue selama 5 bulan belakangan. Kalau di Indonesia, toko baju mesti pada jualan tas, dan kita bisa nemuin tas dengan harga terjangkau dengan model dan kualitas yg oke. Nah disini?? Gue sampe pernah nanya sama temen-temen korea gue, mereka kalo beli tas dimana.
Yang jual tas tuh banyak, tas imitasi ala ala gitu. Banyak. Murah juga. But i don't want it. Nah dari si tas mure mure ini langsung lari ke harga tanggung semacam 50.000won dengan kualitas yang meeeh. Abis itu langsung ke level MCM. Mak uang aku mak.

Sebenernya ada tas dengan harga 20.000-30.000won tapi... sejuta umat. Kalo gue bilang sejuta umat, ini bener-bener sejuta umat. Begitu lo main ke Hongdae, lo bisa ketemu sama puluhan orang yg pake tas sama kayak lo. Deal with it!

I am a food slave, but i can't eat all of that
PORK PORK PORK PORK PORK EVERYWHERE EVERYBODY! Hahahahaha. Buat yang bisa makan pork, this is your place, move here fast! Okay gue ga makan babi. Habis pekara.
BEER AND SOJU AND MAKGOLI AND AND ALL ALCOHOL DRINKS! I am not drinking alcohol either. Lagi-lagi habis pekara.

Diluar ini sebenernya banyak makanan menggoda selera dan iman lainnya tapi terkadang kita ga boleh pesen satu porsi alias kudu makan rame-rame. Sedangkan, gue dan teman-teman gue susah banget untuk mencapai konsensus dalam memilih makanan. Contohnya, gue pengen banget makan Somakchang atau Sogopchang atau Nakji atau Seafood, dan ini semua harus beli minimal 2 porsi dan di resto ini ya jualnya inian-inian aja. Nah temen deket gue yang satu ga doyan seafood dan yang satu lagi ga doyan isi perut sapi. Nah bubar. Kita selalu makan ayam, atau marugame yang di Indonesia banyak.

Sama juga kayak mau makan bingsu atau kueh-kueh unyu. Ga bisa dimakan sendirian. Huhu huhu huhu.


Jadi ini yang begini ini yang bikin "kadang disini saya merasa sedih" ala anak Asia Tenggara yang hidup di korea (well, it might be only me who feels this way) but yeah..

I am really looking forward to go back home and enjoying everything. But still, its nice to get out from my comfort zone for a while huh? Hehehehehe..

Love yaaaa..
falenoo



27 March 2015

I decided to go home after graduation

This is a really big issue for me nowadays. What i gonna do after graduation? Like what I really wanna do. 

One side of me wants to stay here and try to find a job, or at least an internship here. But my other parts wants to go back home directly and try to find it in Indonesia. 

One thing to be exact, i never have any intention to live here, in Seoul, South Korea for a long time. Even if i decided to searching for job and internship here, or even if i really get a job here, i will go back to Indonesia after 1 or 2 years. So i am gonna be back home no matter what. Just about the time.

But something really hit me. I find some difficulties after 2 years living in this beautiful country. I am a moslem, and i am trying hard to fulfill my responsibility as moslem. I eat no pork (as far as i know and i understand), drinks no alcohol, praying and everything. I really try my best, but living in the country as a minority make it really hard for me to really do what my religion told me to. This is the first point.

Second. I have a responsibility as the oldest daughter in my family to started to take care of my parents. They are getting old. And how can i take care of them if i am 7 hours away by airplane? I also need to give more opportunity to my lil brother. This is the time when my parents need to give their attention to my brother more. I never studying Confucianism nor believing it but i know for sure that i need to take care of my parents.

Third. I also think that i need to catch up with my whole big family and my closest friends. Let me tell you, its really sucks to miss the happy moments of your family and friends. While i live in Korea, some of closest friends getting marriage, giving birth, engaged, my nephew growing up really fast that he can walk and talk now, and i know nothing about this.

I am such a very very family oriented person. I can give up everything for my family. This is the main reason why i consider to go back home directly after graduation.

I hope everything will be okay. I hope. And i will see you guys in Indonesia during this summer vacation and i'll be move to Indonesia this September.

I can't wait to be back!


Kangen!

Its March, its freezing

Hey, its March already. The end of March to be exact. But whats with the weather??

We have a sarcastic jokes here..

Wow, its Spring!!! (But the smoke comes out from our mouth)
This might be one of the side effect of global warming, climate change, environmental destruction issues.
But seriously, where is my warm sunshine?? I miss you :'(
 

03 March 2015

I am back, i still alive~

ITS BEEN A LONG TIME!!
Kemarin sempet ada wacana gitu kan mau nulis banyak during Summer break, but guess who is the lazy girl?? ME! Bahkan Winter break udah lewat and Spring semester already begin but still no post hahahahahaha.

My last post was.... November? Damn its already 3 months ago.
I am gonna post now. Yes i will.

Wait for me!

19 November 2014

Official Fanclub??

Double post!
Hehehehehe...

I am thinking about making a post about an official fan club since a long time ago, but because this is also a new thing to me, so i will try to explain this to you now. I actually just apply and become an official fanclub of some of my bias group recently, so yeah, i also new about this.

When i was still in Indonesia, i don't freaking care about this. I don't even know what Cafe Daum is. For you who still don't know what Cafe Daum is, go and google it! Just kidding. Basically, all entertainment company share the information about their idol in Cafe Daum. Or Daum Cafe? Oh what ever it is. This place is kinda blog, where company and fans can communicate and share an information. To make it simple, cafe daum is my life saver. But, its all in Korean. Except for JYP entertainment, i followed Got7 and 2PM cafe daum, and they have a very good bilingual information. But for VIXX and Infinite... em, don't even hope.

So, to be able to open your idol bias cafe daum you need to first of all create a Daum ID. Search for some tutorial in google, cause i am not gonna provide that. I am only gonna explain the official fan club.

If you following the idol cafe daum, its not automatically you become an official fanclub member (just like what i thought at the beginning). This official fanclub membership application period only will be open in some certain period so you need to be aware of it. The information about when you can apply will be posted in the cafe daum, or you can wait until fanbased master-nim provide an information about it.

What is the benefit then?
Well, if you are living in Korea, you have so many benefit, like a first priority to the music show, access to the all information in fancafe, sometimes, free showcase ticket. They also conduct some special events only for the official fanclub member. You also will have some priority to buy a concert ticket in Korea.

But if you live overseas, its only a great card with your name on it, also some merchandise, but, if you a real fans, you will feel proud to be the official one wherever you are, right?

How to buy it?

Some huge company like JYP entertainment, Cube entertainment, and Woollim Entertainment (this is what i know, but maybe the other do it to) use interpark. This is the easiest one, because we have a global interpark for international fans, or foreigner living in Korea who are not speaking any Korean. But for VIXX official fanclub, they are using Auction, which are a bit confusing and become a pain in the ass for some international fans.

How much is it cost?

Mostly around 18.000 to 25.000 KRW, never know any official fanclub which more expensive than 25.000 KRW.
So, thats it! I hope this post can help you understand what is the official fanclub really is. Because for me its also a bit confusing and complicated at first, why some people are official and some not. So if you have a question, just ask me. In English or Indonesian, either is fine for me.

Pyeong!!