"Tidak semua yang kita rasa terbaik untuk diri kita benar-benar terbaik untuk kita"
Bahkan, bulan Juni yang selama ini selalu memberikan yang 'menurut saya' terbaik pun tetap menghianati kepercayaan saya terhadapnya. Banyak kejadian diluar rencana, banyak keputusan yang salah dibuat, banyak kebodohan, pemikiran, dan keegoisan yang dengan anehnya keluar dari diri saya.
Sudah dua kali Juni menghianati saya.
Mungkin, bukan maunya Juni menghianati saya. Sebenarnya, Juni ingin memberikan yang terbaik, namun, Tuhan, Allah SWT, memperingatkan Juni. Bahwa Juni harus memberikan saya pukulan keras dan peringatan atas semuanya. Tuhan memerintahkan Juni untuk memberikan saya pelajaran, agar setelah Juni berlalu, saya tumbuh menjadi mandiri yang lebih kuat yang bisa setegar batu karang yang diterjang ombak atau pohon jati menghadapi musim kemarau.
Manusia, selayaknya manusia. Saya merasa menjadi manusia paling sial di dunia karena banyak rencana dan keinginan yang tidak saya dapatkan pada Juni. Banyak kejadian yang membuat saya berkali-kali menangis frustasi di tengah malam di bulan Juni. Cerita, sahabat-sahabat mendengarkan segala cerita dan keluhan saya pada Juni, terhadap Juni.
Tuhan kembali menegur saya.
Tuhan memang Maha Tau, Ia tahu bahwa keluhan saya ini tiada akhir. Ia menambah hukumannya sehingga saya menjadi berpikir untuk mengeluh. Tuhan memberikan rasa lelah, lelah akan mengeluh.
Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan umatNya.
Sekarang saya menjadi sadar dan berpikir. Tuhan sudah mengatur ini, untuk siapa? Tentu untuk saya. Tuhan sayang pada saya, Tuhan masih mau menguji saya, Tuhan sangat sayang pada saya. Sekarang saya melihat semuanya dari sisi positif, dari sisi lain yang selama ini tidak pernah saya telusuri.
Semoga Tuhan memberikan saya kekuatan lebih setelah saya mengalami ini.
Terima kasih Tuhan :)
No comments:
Post a Comment