Hari pertama kami sampe di Hotel sekitar tengah malem dan kecapean teramat sangat. Sampe di hotel cuma mandi, ngobrol dan ketawa-tawa, gantian pake internet dan tidur. Pas bangun semua kaget, udah jam 7.15 sedangkan kami rencananya mau naik bus gratisan yang brangkat jam 8. Mana jauh tempatnya, jadilah batal. Tapi kita ga mau rugi, pokoknya hari ini kita harus berhasil ke luar kota, akhirnya kita ke express bus terminal dan beli tiket ke Sokcho.
Sokcho ini jaraknya agak mirip jakarta-bandung, sekitar 3 sampai 4 jam dengan bus. Lumayan bisa tidur hehehe. Sokcho menurut gue kota yang indah banget. Udaranya sejuk, orang-orangnya ramah. Disini jarang ada bangunan tinggi, yang ada bangunan semacam ruko aja dipinggir jalan. Indah banget pokoknya.
contoh bangunan di Sokcho
Sesampenya disana, baru juga turun bus, udah ada Tourist Information Center, alhamdulillah banget ya hihi. Orangnya super ramah dengan bahasa inggris yang super oke dan super ngerti sama kota Sokcho sehingga kami ga terlalu bingung lah ya.
Emang dasar sampenya udah jam makan siang, cacing di perut si ronny sama katherin kelihatannya udah mulai disko (gue puasa) dan mulailah pencarian untuk makan siang. Menurut buku sakti Ronny, kalau di Sokcho, kita harus banget nyobain Bibimbap. Oke, akhirnya makan siang diputuskan untuk makan Bibimbap. Sebenernya Bibimbap teh apa sih? Karena emang gue puasa hari itu, gue tanya sama Katherin dan Ronny gimana sebenernya rasa si Bibimbap. Kata Ronny, rasanya em seperti nasi pecel, sedangkan kata Katherin, biar dikata ini namanya Bibimbap, rasanya teteup Kimchi hahaha. Jadi Bibimbap ini adalah nasi yang diatasnya disusun berbagai sayuran dan telur (ada yg mentah bisa juga mateng), kalau soal rasa, gue sempet coba makan pas buka puasa di Express Bus Terminal, Bibimbap ini bersahabat dengan lidah orang Indonesia, malah gue cenderung doyan hehee.
Setelah makan, the journey starts. Dengan berbekal sebuah peta yang udah dilingkerin sana sini sama mas-mas Tourism Information Center dengan beberapa nomer Bus, dan tentunya bekal ke'sotoy'an dan semangat yang tinggi, kita pergi naik Bus. Ngeeeeeeeeng, dan sampai dengan selamat di Seoraksan National Park yieeeeh.
Karena hujan jadi berkelana pake payung nyehehee..
Seoraksan National Park ini adalah sebuah gunung haha, sayang sekali disana hujan (yeah hujan memang musuh besar) tapi biar dikata hujan, kami tetap keukeh mau naik sky lift yang sebelumnya gagal di Namsan Tower. Setelah naik sky lift kami sampai di puncak terendah dari Gunung Seuraksan, udaranya dingin dan berkabut, tapi sedikit banyak terlihat pemandangan yang indah, indah sekali. Gimana kalau ga kabut yah? Pasti luar biasa.
Dari Seuraksan National Park, kami tadinya mau ke pantai. Cuma setelah dipikir-pikir ini hujan dan pantainya sedang dalam rekonstruksi sesuatu yang kami ga ngerti, kami putuskan untuk kembali ke Tourism Information Center dan bertanya how to get to Rodeo Market. Setelah berdebat akan naik taksi atau bus, akhirnya kami pergi ke Rodeo Market, dengan, taksi.
Rodeo Street ini lagi-lagi bentukannya semacam Pasar Baru Jakarta, jadi ada jalanan panjang yang dari ujung ke ujung isinya toko semua. Tapi nampaknya disini banyak menjua barang KW, contohnya kami menemukan sebuah toko dengan lambang dan font yang persis dengan brand PUMA, tapi namanya PAMA. Jadi bagaimana ini Pak Reza? Ada pemalsuan brand begini? Bisa kale nanti kalo udah masuk ditanyain ke dosen Brand Management fufufu~
Rodeo Street ini unik sekali. Banyak patung-patung dan monumen-monumen mini. Walalupun ga tau apa artinya (karena semua tulisanya pake bahasa korea) tapi kayaknya ini semacam tentang perjalanan hidup dan career penduduk lokal hehe.
Welcome to Rodeo Street
Setelah capek celingukan di Rodeo Street, kami merasa bahwa kami harus mencoba satu lagi makanan khas kota ini, yaitu, Squid Sundae. Akhirnya nyari deh keliling-liling di Rodeo Street sampe akhirnya menemukan satu tempat makan yang suasananya enak dan kami menduga kalau ini adalah tempat makan all-you-can-eat BBQ yang disebutkan di buku saktinya Ronny. Disini lucu banget, semua pelayan sepertinya mempunyai hubungan saudara alias ini restoran keluarga dan mereka tidak berbahasa inggris. Hanya dua kata dalam percakapan yang saya mengerti. Pertama "Sit down" kedua "Two not one" hahaha. Oke, jadi si Squid Sundae ini rupanya adalah cumi bakar yang diisi nasi beserta sayuran. Katanya sih enak, sayang gue puasa jadi cuma bisa menatap aja :p
Resto tempat makan Squid Sundae
Setelah perut kembali kenyang, kami melanjutkan perjalanan, hari udah mulai redup, sekitar jam setengah lima waktu Korea (kondisinya macem jam 3 cuma mendung) dan kami mencari tau gimana caranya untuk menuju ke Sokcho National Museum. Keliling-keliling, mencoba memahami peta, puter sana sini, coba baca jadwal bus (yang ternyata semua dalam tulisan korea) akhirnya kami menyerah dan mencoba bertanya pada orang di jalan. Dan hasilnya NIHIL. Mereka semua ga ada yang bisa ngomong inggris, bahkan anak Wamil ganteng yang dicegat Katherin pun cum bilang "Sorry, i'm a student here" hahahaa. Tapi ada kejadian yang dengan random Ronny dipanggil sama ibu-ibu yang kayaknya mau nolong dan sok ngerti pas ronny nanya pake bahasa inggris, tapi ternyata ibu ini menjaab dengan bahasa korea. Gue sama Katherin cuma bisa nyengir, sedangkan Ronny langsung ketawa ngakak ditempat. Hopeless.
Ibu-ibu sotoy yang nyaut pake bahasa korea
Akhirnya kami memutuskan untuk yaudahlah ya balik aja ke Tourism Information Center terus tanya sama mas-mas jago bahasa inggris disana. Kami sampai di TIC sekitar jam 5.30 dan ternyata kata si mas museum di Sokcho tutup jam 6 sore -____-" Yasudah kami beli tiket bus pulang ke Seoul dan tidur dengan tenang hehee.
Oke ini akhir dari perjalanan hari kedua, see you in the next post :D